Penulis : Agriani Stevany Kadiwanu
Hari gini gak punya sahabat? Manusia purba kaleee... Gak mungkinlah ada orang yang bisa hidup tanpa sahabat alias sohib. Sahabat itu ga mesti manusia kok. Intinya, sahabat itu adalah seseorang atau apapun yang kita anggap paling ngertiin kita dan gak bakal menghianati kita. Ada yang menjadikan orang tua, saudara, hewan peliharaan, boneka kesayangan, atau bantal butut peninggalan sejarah kelahiran sebagai sahabat. Selalu ada dalam masa senang maupun susah. Tetapi, tentu saja persahabatan yang sehat adalah persahabatan yang terjalin di antara manusia. Dalam persahabatan ini, terkadang kita suka salah mengartikannya dan kita juga terjebak dalam persahabatan yang gak sehat. Emang ada ya yang kayak gitu? Ya jelas ada lah... segala hal di dunia ini pasti memiliki dua sisi, hitam dan putih. Lalu bagaimana cara membedakannya? Yuk kita bahas!
Keep kompak
Yang namanya sahabat biasanya ke mall bareng pakai baju yang matching atau punya makanan favorit yang sama atau mungkin hobi yang sama. Setiap orang selalu menyukai persamaan bukan? Apakah itu salah? Tidak ada yang salah selama masih dalam batasan yang wajar dan positif. Kalau sohib kamu suka belajar dan sebagai sahabat merasa harus kompak pinternya, maka kamu akan terpacu untuk belajar juga. Begitu pula kalau kamu satu tim dengan sohib di tim basket sekolah atau tim cheerleader, pastinya harus kompak dong. Pokoknya selama arahnya positif dan membawa kemajuan atau peningkatan positif dalam hidupmu, tidak ada salahnya kompak-kompakan sama sohib. Lain halnya, kalau kamu punya sohib yang ternyata tukang nyontek. Mungkin dia emang hebat banget, tiap kali nyontek gak pernah ketahuan and selalu mengunakan trik-trik yang unik, udah gitu hasilnya ok punya, nilainya bagus terus. Ya iyalah, nyontek gitu loh! Jangan karena dia sohib kamu, trus kamu jadi ikut-ikutan mempelajari jurus-jurus jitu menyontek dan mempraktekkannya. Mungkin kamu jadi hebat dalam hal menyusun strategi, tetapi tanpa kamu sadari kamu sedang sedang menjerumuskan diri dalam jurang kebodohan dimana hampir seluruh bangsa Indonesia sudah terjebak di dalamnya. Kamu itu generasi penerus bangsa, harus belajar untuk pintar dan bukan hanya untuk memperoleh nilai. Mungkin kamu mendapat tekanan dari orang tua. Papa dan mama ga mau beliin kamu Hp kalau kamu ga dapet ranking di sekolah, sedangkan hari gini mana ada anak sekolah yang ga punya Hp. Pikirmu, gengsi dong. Dan kamu akhirnya nyontek. Jangan gitu dong... maksud orang tuamu itu baik. Mereka mereka menggunakan Hp sebagai pemicu kamu untuk belajar lebih giat, bukan untuk nyontek. Ketika kamu berusaha nyontek, ingatlah bagaimana orang tuamu menaruh harapan padamu. Kalau sampai mereka tahu kamu dapet nilai bagus karena nyontek mereka pasti kecewa banget. Sebagai seorang anak kita gak bisa membalas semua kebaikan orang tua kita yang telah merawat kita sedari kecil. Satu-satunya yang bisa kita berikan adalah prestasi kita yang bisa membuat mereka bangga. Intinya, this is your life! Jangan sampe terpengaruh sama sohib yang suka nyontek. OK?
Ada contoh lain nih. Ketika sohib kamu dikeroyok orang, jangan sampe kamu terpancing emosi trus main tawuran aja. Hari gini masih tawuran? Gak jaman kalee... Pikirkan dengan kepala dingin apa masalahnya sampai dia bisa dikeroyok, mungkin saja sohib kamu yang salah. Meskipun bukan dia yang salah, tawuran bukanlah solusinya. Mengapa? Karena jika kamu melakukannya maka kamu sama saja seperti manusia purba yang taunya cuma perang doang. Perang tidak akan menyelesaikan masalah tetapi menambah korban. Sebagai generasi penerus bangsa yang hidup di jaman modern, masa kamu mau dibilang manusia purba ma bule-bule karena taunya adu otot doang. Ya gak?
Sahabat itu mestinya setia ampe mati
Yang namanya sahabat yang baik itu, pastinya gak akan mengkhianati sahabatnya sampai kapan pun dan apapun yang terjadi. Sahabat selalu berada di samping kamu setiap saat baik pada saat susah maupun senang. Walaupun gak ketemu secara face to face, paling tidak sahabat akan terus memantau keadaanmu dan selalu mau tahu hal apa saja yang terjadi dalam hidup kita. Tapi, bukan berarti kamu harus memonopoli seluruh waktu dan perhatian sahabat hanya untuk dirimu sendiri. Kamu juga harus tahu batasan-batasannya. Sahabat juga punya dunianya sendiri, dia punya keluarga, komunitas lain, bahkan pacar yang juga butuh perhatiannya. Oleh karena itu, jangan pernah berantem sama sohib hanya gara-gara dia gak bisa nemenin kamu jalan-jalan di mall atau main PS karena dia pergi ngaterin maminya ke rumah sodara.
Sahabat yang baik gak akan ninggalin kamu dan menyangkali kamu ketika kamu mabuk berat dalam sebuah pesta. Jika hal seperti ini terjadi, itu berarti dia bukan sahabat yang setia. Seorang sahabat yang setia akan mencegah kamu mabuk, dan jika tidak bisa mencegahnya ia akan tetap berada di dekatmu untuk memastikan kamu gak akan berbuat sesuatu yang memalukan atau bermasalah.
“Yang namanya sahabat yang baik itu pastinya ga akan mengkhianati sahabatnya sampai kapan pun dan apapun yang terjadi... Tapi bukan berarti kita harus memonopoli seluruh waktu dan perhatian sahabat hanya untuk diri kita sendiri...”
Sahabat itu kayak tempat sampah
Coba dihitung berapa kali kamu ketemu atau telepon temenmu pada saat senang dan susah. Lebih banyak mana? Sebagian besar pasti menjawab pada saat susah. Waktu pacar kamu ketahuan selingkuh, atau kamu denger kalau nama kamu lagi digosipin anak-anak sekolah yang bukan-bukan, orang pertama yang kamu kasih tahu pasti sohib kamu. Kamu butuh seseorang yang mendukung kamu, yang mau dengerin semua cerita versi kamu dan mau percaya sama semua cerita kamu.
Setiap orang sangat membutuhkan seseorang atau orang lain pada saat menghadapi masalah atau kesusahan. Saat susah kamu membutuhkan dukungan atau support dari orang yang kamu anggap paling dekat denganmu. Biasanya, orang pertama yang dihubungi adalah sahabat. Segala uneg-uneg, makian-makian buat musuh, luapan emosi, ditumpahkan di depan sahabat dengan lancar tanpa beban. Sahabat yang baik akan setia mendengarkan dan memberikan masukan yang baik untuk membantu kamu melewati masa sulit tersebut. Apabila ia ikut emosi dan malah mengajak kamu membalas dendam, itu artinya dia bukan sahabat yang cukup baik buat kamu. Hal tersebut hanya akan membawamu kedalam masalah lain yang bisa saja lebih berat dari yang sedang kamu hadapi.
“... Sahabat yang baik akan setia mendengarkan dan memberikan masukan yang baik untuk membantu kita melewati masa sulit...”
Sahabat itu jujur
Apabila sohibmu bilang kamu kurusan, padahal kamu tahu berat badanmu bertambah 5 kilo sejak pulang liburan dari Bali, itu artinya dia bukanlah sahabat yang baik. Apabila sohibmu selalu mendukung apapun keputusanmu, atau apapun yang kamu lakukan walaupun itu salah, juga bukan contoh sahabat yang baik. Mengapa? Karena sahabat yang baik tidak akan menuntun sahabatnya sendiri ke arah yang tidak baik. Sahabat seharusnya membawa sahabatnya ke arah yang benar dan baik. Seorang sahabat yang baik akan mengatakan dengan jujur apapun yang benar tanpa takut melukai perasaanmu, selama apa yang dikatakannya itu berguna bagi dirimu. Jadi, kalau berat badanmu bertambah sohib gak akan sungkan untuk bilang, “ Hei, kamu sebaiknya berolahraga. Badanmu bertambah gemuk dan itu tidak baik untuk kesehatanmu.”
Itulah sekilas uraian mengenai persahabatan yang tentunya gak lepas dari kehidupan kamu sehari-hari. Milih sahabat itu susah-susah gampang. Kamu harus sangat berhati-hati jika tidak ingin terjerumus dalam pergaulan yang tidak baik. Bukan berarti kita jadi pilih-pilih teman. Bukan begitu... bertemanlah dengan siapapun. Jangan pernah membeda-bedakan atau menggolong-golongkan orang. Tapi, pilihlah satu orang terbaik yang kamu rasa bisa kamu percaya dan menuntunmu ke arah yang baik sebagai orang terdekat atau sahabatmu. Dengan begitu maka akan ada banyak manfaat yang kamu rasakan dalam hidupmu. That’s What Friends Are For!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar